Korupsi !!! jelas kata ini sudah tidak asing lagi bagi
kita.
Korupsi merupakan suatu tindakan penyimpangan terhadap
keuangan negara dimana hal tersebut berada diluar wewenang para koruptor.
Di era globalisasi sekarang ini, banyak pejabat-pejabat
negara yang sudah terjerumus ke dalam kasus ini baik dalam negeri (RI) maupun
di luar negeri (negara lain). Namun betapa mereka tidak menyadari bahwa korupsi
sama halnya dengan teroris. Hanya saja para koruptor ini bisa kita sebut dengan
ungkapan "pembunuh berdarah dingin" atau "musuh dalam
selimut". Mengapa ? karena tanpa kita sadari, para koruptor inilah
yang diam-diam telah menghabiskan uang-uang negara. Bayangkan saja, jika para
koruptor berjumlah lebih banyak dibandingkan dengan para pejabat yang bekerja
dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab maka berapa pendapatan suatu
negara dalam setahun ?
Sebenarnya, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
sehingga terjadinya Kasus korupsi itu ?
- Ketidakpuasan manusia terhadap apa yang telah dicapai
Sejak manusia dilahirkan, di dalam
dirinya sudah melekat rasa tidak puas dengan sesuatu yang dimiliki dan itu
merupakan kodrat kita. Hal inilah yang sangat mempengaruhi seseorang untuk
melakukan tindakan yang kurang terpuji (dikaitkan dengan kasus korupsi). Berawal
dari ketidakpuasan inilah yang mengacu manusia pada gaya hidup mereka.
- Gaya hidup
Dalam perkembangannya, manusia juga
memiliki daya saing yang tinggi. Berbicara
tentang daya saing, ada daya saing yang mengacu kearah positif seperti
persaingan dalam pekerjaan dan ada pula yang mengacu kea rah negative. Daya saing
negative inilah yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan tidak terpuji
seperti korupsi. Karena pada umumnya para pejabat memiliki kebiasaan yang suka
hidup bermewah-mewahan , maka timbullah perasaan egois.
- Rasa egois yang tinggi
Egois adalah saat dimana seseorang
lebih mementingkan kepentingan pribadinya dari pada kepentingan umum. Para koruptor
memiliki rasa egois yang tinggi sehingga
mereka melupakan dari manakah mereka berasal sebelum menjadi seperti itu.
Dengan sifat egois mereka itulah yang membuat rakyat semakin menderita. Padahal,
yang seharusnya mereka bekerja, membanting tulang untuk kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat seperti diamanatkan dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (3).
- Kebutuhan Keluarga
Dalam hidup ini, yang paling penting
adalah kebutuhan keluarga. Misalnya, saya adalah seorang pejabat Negara dan hari
ini saya bersama teman-teman pejabat berkunjung ke rumah salah satu rekan kami.
Disana kami diperlakukan seperti raja, semua telah tersedia. Pada suatu hari mereka
berkunjung ke rumah saya dan saya juga tidak mau kalah dengan apa yang telah
dilakukan rekan saya (dalam hal ini, saya ingin menunjukan bahwa saya juga bisa
seperti dia) walupun kondisi keuangan keluarga saya dalam keadaan kritis. Hal ini
juga merupakan salah satu alasan yang mendorong seorang pejabat untuk melakukan
perbuatan yang tidak terpuji seperti korupsi.
- Pengeluaran yang banyak pada saat masih menjadi calon pejabat
Sebelum menjadi seorang pejabat,
seseorang pastinya mengeluarkan uang yang banyak tanpa tanggung-tanggung untuk
merebut hati rakyat supayaia dipilih. Selain itu, ia juga menjalin hubungan
dengan para pengusaha agar mendapat modal, dengan catatan setelah menjabat maka
proyek-proyek yang ditanganinya dapat dimenangkan oleh pengusaha dimaksud. Setelah
menjabat maka iapun mencari cara bagaimana agar uang-uang yang sudah keluar
sangat banyak itu dapat kembali. Hal ini juga merupakan salah satu alasan yang
mendorong seorang pejabat untuk melakukan perbuatan yang tidak terpuji seperti
korupsi.
Dan masih banyak lagi alasan kenapa korupsi itu harus
dilakukan yang ujung-ujungnya hanya menyengsarakan rakyat. Andai kata
pejabat-pejabat negara ini tidak melakukan hal itu, mungkin saja hutang-hutang
negara yang ada di luar negeri sudah habis terbayar.
Lantas, apa yang harus dilakukan agar kasus korupsi dapat
dihentikan ?